- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Beras Indonesia adalah yang terbaik diantara beras manapun di dunia ini. Kualitas yang sangat baik dan harga yang sangat terjangkau menjadikannya pilihan rakyat Indonesia.
Sembako
Surabaya. Meskipun Indonesia adalah negara terbesar ketiga yang
memproduksi beras terbanyak di dunia, Indonesia masih tetap perlu mengimpor
beras hampir setiap tahun (walau biasanya hanya untuk menjaga tingkat cadangan
beras). Situasi ini disebabkan karena para petani menggunakan teknik-teknik
pertanian yang tidak optimal ditambah dengan konsumsi per kapita beras yang
besar (oleh populasi yang besar). Bahkan, Indonesia memiliki salah satu konsumsi
beras per kapita terbesar di seluruh dunia. Konsumsi beras per kapita di
Indonesia tercatat hampir 150 kilogram (beras, per orang, per tahun) pada tahun
2017. Hanya Myanmar, Vietnam, dan Bangladesh yang memiliki konsumsi beras per
kapita yang lebih tinggi dibanding Indonesia.Produksi beras di Indonesia
didominasi oleh para petani kecil, bukan oleh perusahaan besar yang dimiliki
swasta atau negara. Para petani kecil mengkontribusikan sekitar 90% dari
produksi total beras di Indonesia. Setiap petani itu memiliki lahan rata-rata
kurang dari 0,8 hektar.
Produksi Beras di Indonesia: Sembako Surabaya
Produksi Beras :
Tahun 2008 = 60,3
Tahun 2009 = 64,4
Tahun 2010 = 66,4
Tahun 2011 = 65,4
Tahun 2012 = 69,1
Tahun 2013 = 71,3
Tahun 2014 = 70,9
Tahun 2015 = 75,4
Tahun 2016 = 79,2
Provinsi-provinsi Indonesia yang
merupakan penghasil beras terbesar adalah:
1.
Sumatra Selatan
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Timur
5. Sulawesi Selatan
Sembako Surabaya Mengingat
bahwa populasi Indonesia mengkonsumsi beras dalam kuantitas besar, dan
mengingat resiko dari menjadi importir beras saat harga bahan-bahan makanan
naik (yang membebani rumah tangga miskin karena mereka menghabiskan lebih dari
setengah dari total pengeluaran mereka untuk bahan-bahan makanan), Indonesia
menempatkan prioritas tinggi untuk mencapai swasembada beras. Bahkan, Indonesia
memiliki niat untuk menjadi eksportir beras.
Selama beberapa dekade Indonesia telah berjuang untuk
mencapai swasembada beras namun hanya berhasil di pertengahan 1980an dan
2008-2009. Pada beberapa tahun terakhir Indonesia perlu mengimpor sekitar 3
juta ton beras setiap tahunnya, terutama dari Thailand dan Vietnam, untuk
mengamankan cadangan beras negara. Impor ini dilaksanakan oleh Badan Urusan
Logistik (Bulog). Badan ini memiliki monopoli untuk impor dan ekspor beras,
mengatur proses distribusi dan menjaga stabilitas harga beras di Indonesia.
Bulog biasanya menjaga cadangan beras antara 1,5 ton sampai 2 ton melalui
membeli beras dari penghasil-penghasil domestik dan eksportir-eksportir asing.
Pemerintah Indonesia menggunakan dua cara untuk mencapai
swasembada beras. Pada satu sisi, pemerintah mendorong para petani untuk
meningkatkan produksi mereka dengan mendorong inovasi teknologi dan menyediakan
pupuk bersubsidi, dan di sisi lain, berusaha mengurangi konsumsi beras
masyarakat melalui kampanye seperti “satu hari tanpa beras”
(setiap minggunya), sementara mempromosikan konsumsi makanan-makanan pokok
lainnya.
Strategi ini untuk sebagian menjadi sukses. Walaupun
kebanyakan orang Indonesia menolak untuk mengganti beras dengan bahan-bahan
makanan lain, memang produksi beras naik cukup tajam setelah tahun 2014,
didukung oleh upaya pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur sawah (irigasi).
Pemerintah Indonesia mengalokasikan lebih banyak anggaran negara, yang
dihasilkan dari pengurangan subsidi bahan bakar negara pada tahun 2013-2014,
untuk pembangunan infrastruktrur di sektor agrikultur mulai tahun 2015. Dalam
program ini tiga juta hektar fasilitas-fasilitas irigasi diperbaiki dalam
periode 2015-2018. Intervensi-intervensi lebih lanjut termasuk rehabilitasi
dari infrastruktur manajemen air lainnya, dan juga distribusi biji, pupuk dan
mesin-mesin pertanian.
Karena populasi Indonesia terus bertumbuh, dan
mengimplikasikan bahwa akan ada lebih banyak kebutuhan konsumsi makanan di masa
depan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan juga beberapa
perusahaan besar di Indonesia baru-baru ini memulai program kemitraan degan
para petani kecil penghasil beras dengan tujuan meningkatkan produksi beras
melalui program-program pendanaan untuk penggunaan teknologi-teknologi baru dan
inovatif.
Selain menjadi kebutuhan primer (makanan) bagi penduduk
Indonesia, sawah yang sangat indah di Bali dan Jawa Tengah menarik banyak
wisatawan.
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/beras/item183?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar