Hijr Ismail

Hijr Ismail adalah sebuah tempat yang terletak di utara bangunan Ka’bah. Bentuknya setengah lingkaran, dibangun oleh Nabi Ismail AS dan termasuk Ka’bah bangunan suci umat Islam. Secara keseluruhan, Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim AS, kemudian datanglah Nabi Ismail AS membantu sang Ayah, dengan membawa batu. Batu-batu yang dikumpulkan, dalam bahasa Arab disebut Hijr. Itulah mengapa, Ka’bah yang dibangun oleh Nabi Ismail dinamakan Hijr Ismail AS. 

Sejarah

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS membangun Ka’bah, termasuk di dalamnya Hijr ini. Akibat bekas kebakaran dan banjir yang menerjangnya, dinding Ka’bah sempat roboh. Namun kemudian pada tahun 606 M, kaum Quraisy merobohkan sisa dinding Ka’bah dan merenovasi kembali. Akan tetapi, karena kekurangan dana yang halal untuk menyempurnakan pembangunan sesuai fondasi yang dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, dikeluarkan lah bangunan Hijr oleh mereka dan sebagai tanda bahwa ia termasuk di dalam Ka’bah, juga mereka membangun dinding pendek, sebagai gantinya. Hal ini dilakukan karena mereka telah memberikan syarat pada diri mereka sendiri untuk tidak akan menggunakan dana untuk pembangunan Ka’bah kecuali dari dana yang halal. Mereka tidak menerima biaya dari hasil pelacuran, tidak juga jual beli riba dan tidak juga dana dari menzalimi seseorang.

Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tentang dinding (maksudnya Hijr Ismail) “Apakah ia termasuk Ka’bah?” Dia menjawab, “Ya.” Saya bertanya, “Kenapa mereka tidak memasukkan ke dalam Ka’bah?” Dia menjawab, “Sesungguhnya kaummu kekurangan dana.”

— Bukhari (1584) dan Muslim (1333)

Hijr, tempat Mustajab Untuk Berdoa

Cerita pertama mengatakan bahawa Hijr adalah Hujrah, yakni kamar yang digunakan Nabi Ismail beristirahat saat membangun Kakbah. Cerita lainnya mengatakan bahwa Hijr adalah kuburan Nabi Ismail. Terhadap dua sumber ini pakar sejarah Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury lebih menguatkan pada cerita pertama (kamar Nabi Ismail).

“Maka itu mustahil karena jenazah para Nabi tidak akan rusak, padahal dahulu ketika direnovasi oleh Quraisy dan di waktu lain dibangun oleh Abdullah bin Zubair, di bawahnya tidak didapati jenazah Nabi Ismail. Dan Andaikan itu kuburan, maka kuburan tidak boleh diinjak dan diduduki. Inilah yang membuat beliau menyangsikan cerita kedua tersebut,” tulis Rafiq Jauhary.

Pengelola Masjidil Haram tidak banyak memberi kesempatan bagi para peziarah untuk memasuki bagian dalam Kakbah. Hanya kabilah yang berwenang dan orang-orang penting atau tamu negara yang diperkenankan masuk.
“Kunci Ka’bah saat ini dipercayakan pada Syaikh Shalih bin Zainal Abidin. Penyerahannya baru dilakukan 1 Muharram 1436 H setelah pemegang sebelumnya yakni Syaikh Abdul Qadir bin Thaha meninggal dunia,” ujarnya.

Keduanya berasal dari kabilah Asy-Syabi, dan kini Syaikh Shalih adalah pemegang kunci Kakbah ke-109 yang terhitung sejak pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah). Sejak dulu, bagian dalam Ka’bah digunakan oleh bangsa Quraisy untuk menyimpan barang berharganya. Hingga kini pun di dalam Ka’bah masih tersimpan barang-barang peninggalan kuno seperti bejana dan lainnya.

Baca juga : 7 Hal Tentang Makam Rasulullah ﷺ 

Beberapa sahabat ada yang tidak diizinkan oleh Rasulullah SAW masuk ke dalam Kakbah dan melakukan salat di dalamnya. Bahkan Aisyah RA, istri Rasulullah juga dilarang.

Dalam sebuah hadits, dari Aisyah RA berkata: “Saya dahulu ingin masuk ke dalam Baitullah dan salat di dalamnya, maka Rasulullah menggandeng tangan dan membawaku masuk ke dalam Hijr lalu bersabda: ‘Salatlah di dalam Hijr jika engkau ingin masuk ke dalam Baitullah, karena sesungguhnya Hijr itu adalah bagian dari Baitullah. Akan tetapi kaummu (Quraisy) kekurangan biaya ketika membangun Ka’bah (merenovasinya) sehingga mereka terpaksa mengeluarkannya dari Baitullah” (Sunan Abu Dawud: 2030).

“Salat di dalam Hijr dihukumi sama dengan salat di luar Kakbah. Tidak terdapat keutamaan khusus dari salat di luar Kakbah, akan tetapi jika seseorang ingin merasakan salat di dalam Kakbah, maka Hijr bisa menjadi alternatifnya,” tutur pria yang juga muthawif (pembimbing-red) haji dan umrah ini.

Rafiq menjelaskan cara salatnya pun seperti halnya salat biasa. Anda bisa melakukan salat duha, salat istikharah atau salat tahajud di dalamnya. “Tidak ada salat khusus yang diniatkan untuk dilaksanakan di dalam Hijr Ismail,” katanya.

Bagi Sahabat yang merasa belum puas dengan penjelasan tentang Hijr Ismail, Sahabat dapat berziarah langsung saat berkunjung ke Ka’bah, Madinah. Sahabat dapat bergabung di KBIH Nurul Hayat TravelKarena di KBIH Nurul Hayat Travel ini tertarik untuk berkomitmen “Memberi kemudahan berhaji dan berumroh sejak Anda berniat”. Layanan ini tidak ber-orentasi pada keuntungan (non profit). Didukung dengan SDM, infrastruktur, fasilitas dan jaringan yang memadai sehingga KBIH Nurul Hayat dapat memberikan layanan yang cukup maksimal kepada calon jamaah haji dan umroh yang bergabung didalamnya. KBIH Nurul Hayat adalah Layanan dari Yayasan Nurul Hayat yang didirikan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional terpercaya Nurul Hayat.

Komentar